Chasing Sunrise at Borobudur: A Journey of Resilience
Descarga y escucha en cualquier lugar
Descarga tus episodios favoritos y disfrútalos, ¡dondequiera que estés! Regístrate o inicia sesión ahora para acceder a la escucha sin conexión.
Chasing Sunrise at Borobudur: A Journey of Resilience
Esta transcripción es generada automáticamente. Ten en cuenta que no se garantiza una precisión absoluta.
Capítulos
Descripción
Fluent Fiction - Indonesian: Chasing Sunrise at Borobudur: A Journey of Resilience Find the full episode transcript, vocabulary words, and more: https://www.fluentfiction.org/chasing-sunrise-at-borobudur-a-journey-of-resilience/ Story Transcript: Id: Dewi melangkah perlahan di atas...
mostra másFind the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.org/chasing-sunrise-at-borobudur-a-journey-of-resilience
Story Transcript:
Id: Dewi melangkah perlahan di atas anak tangga yang sudah berusia ratusan tahun.
En: Dewi stepped slowly on the centuries-old steps.
Id: Udara kering menyapanya, namun embusan angin dingin sesekali membuatnya merasa nyaman.
En: The dry air greeted her, but a gust of cold wind occasionally made her feel comfortable.
Id: Borobudur berdiri megah di hadapannya, penuh misteri dan keindahan.
En: Borobudur stood majestically before her, full of mystery and beauty.
Id: "Arif, cepatlah. Kita harus mendapatkan posisi terbaik sebelum matahari terbit," ujar Dewi seraya melirik jam tangannya.
En: "Arif, hurry up. We need to get the best spot before sunrise," said Dewi, glancing at her watch.
Id: Arif, yang membawa kamera di tangan, mengangguk semangat.
En: Arif, carrying a camera in hand, nodded enthusiastically.
Id: "Ya, Dewi. Aku siap!"
En: "Yes, Dewi. I'm ready!"
Id: Mereka datang ke Candi Borobudur dengan satu tujuan: menangkap momen sempurna matahari terbit.
En: They came to Borobudur Temple with a single purpose: to capture the perfect sunrise moment.
Id: Ini akan menjadi konten utama di blog perjalanan Dewi, menampilkan keindahan candi di musim kemarau.
En: This would be the main content on Dewi's travel blog, showcasing the beauty of the temple during the dry season.
Id: Namun, pagi itu langit tampak mendung.
En: However, that morning the sky looked cloudy.
Id: Awan kelabu bergelayut, menutup keindahan langit fajar yang dinanti-nantikan.
En: Gray clouds hung low, covering the much-anticipated dawn sky.
Id: Ditambah, banyak sekali turis yang sudah memenuhi setiap sudut candi.
En: Furthermore, many tourists had already filled every corner of the temple.
Id: Dewi mengerutkan kening, merasa sedikit khawatir.
En: Dewi frowned, feeling slightly worried.
Id: "Bagaimana kita bisa mengambil gambar yang bagus kalau begini?" Arif mulai cemas.
En: "How can we take good pictures like this?" Arif began to worry.
Id: Dewi menghela napas, mencoba tetap optimis.
En: Dewi sighed, trying to stay optimistic.
Id: "Ayo, kita harus mencoba ke bagian candi yang lebih tinggi. Mungkin di sana lebih sepi."
En: "Come on, we should try heading to a higher part of the temple. It might be quieter there."
Id: Arif ragu sejenak, namun melihat tekad di mata Dewi membuatnya ikut melangkah.
En: Arif hesitated for a moment, but seeing the determination in Dewi's eyes encouraged him to follow.
Id: Mereka menaiki tangga dengan penuh harap, sambil sesekali berdesakan dengan turis lain.
En: They climbed the stairs with hope, occasionally squeezing past other tourists.
Id: Sampai akhirnya mereka tiba di satu sudut yang lebih tinggi dan tenang.
En: Eventually, they reached a higher, quieter corner.
Id: Di sana, mereka berhenti sejenak.
En: There, they paused for a moment.
Id: Awan perlahan mulai bergeser.
En: The clouds slowly began to move.
Id: Dengan sabar, Dewi mengangkat kameranya, siap menangkap saat-saat magis itu.
En: Patiently, Dewi raised her camera, ready to capture those magical moments.
Id: "Lihat, Arif! Cahaya itu, kita harus cepat!" Dewi bersemangat.
En: "Look, Arif! That light, we have to hurry!" Dewi said excitedly.
Id: Arif mengangkat kameranya, memusatkan perhatian pada pelajaran yang telah dibagikan Dewi.
En: Arif lifted his camera, focusing on the lessons Dewi had shared.
Id: Dalam momen singkat ketika awan membuka dirinya, cahaya matahari menyoroti relief-relief kuno Borobudur, menciptakan pemandangan yang menakjubkan.
En: In the brief moment when the clouds parted, the sunlight illuminated the ancient reliefs of Borobudur, creating a stunning view.
Id: Klik. Dewi berhasil mengabadikan momen indah itu.
En: Click. Dewi managed to capture that beautiful moment.
Id: Arif pun tersenyum puas melihat hasil jepretannya sendiri.
En: Arif also smiled with satisfaction, seeing his own shots.
Id: Saat itu pula keyakinannya bertambah bahwa ia juga bisa menangkap keindahan melalui lensanya.
En: At that moment, his confidence in capturing beauty through his lens grew.
Id: Ketika cahaya kembali tersembunyi di balik awan, Dewi dan Arif melangkah turun dengan perasaan puas.
En: As the light hid behind the clouds once again, Dewi and Arif descended with a sense of satisfaction.
Id: Bukan hanya karena foto yang telah mereka dapatkan, tapi juga pengalaman yang berharga.
En: Not only because of the photos they captured but also because of the valuable experience.
Id: "Kamu hebat, Dewi. Terima kasih sudah mengajakku lebih berani,” ujar Arif.
En: "You’re amazing, Dewi. Thank you for encouraging me to be braver," said Arif.
Id: Dewi tersenyum hangat.
En: Dewi smiled warmly.
Id: "Dan kamu sudah belajar lebih dari yang kamu bayangkan. Teruslah mencoba, Arif.”
En: "And you've learned more than you imagined. Keep trying, Arif."
Id: Dengan hati yang penuh semangat dan kemauan yang kuat, keduanya meninggalkan Borobudur.
En: With hearts full of excitement and strong determination, they left Borobudur.
Id: Mereka tahu, perjalanan ini bukan sekadar tentang tempat indah, tapi juga tentang perubahan yang terjadi dalam diri mereka.
En: They knew the journey wasn't just about a beautiful place but also about the changes occurring within themselves.
Id: Dewi belajar pentingnya ketahanan, sementara Arif kini lebih percaya diri dan berani mengeksplorasi.
En: Dewi learned the importance of resilience, while Arif now felt more confident and brave to explore.
Id: Borobudur tetap berdiri kokoh, menjadi saksi bisu atas petualangan kecil tapi berarti bagi Dewi dan Arif.
En: Borobudur stood firm, silently witnessing the small but meaningful adventure of Dewi and Arif.
Vocabulary Words:
- centuries-old: berusia ratusan tahun
- gust: embusan
- occasionally: sesekali
- majestically: megah
- glancing: melirik
- purpose: tujuan
- anticipated: diharapkan
- crowded: penuh sesak
- determination: tekad
- squeeze: berdesakan
- parted: membuka diri
- illuminated: menyoroti
- ancient: kuno
- reliefs: relief-relief
- stunning: menakjubkan
- captured: mengabadikan
- confidence: keyakinan
- experience: pengalaman
- resilience: ketahanan
- meanwhile: sementara itu
- enigmatic: penuh misteri
- contemplated: merenungkan
- atmosphere: suasana
- dawn: fajar
- descent: menuruni
- overcast: mendung
- persist: bertekun
- optimize: mengoptimalkan
- adorned: dihiasi
- explore: menjelajahi
Información
Autor | FluentFiction.org |
Organización | Kameron Kilchrist |
Página web | www.fluentfiction.org |
Etiquetas |
Copyright 2024 - Spreaker Inc. an iHeartMedia Company
Comentarios